Hari 18 — Spoiler Alert?
Mungkin.
Selamat datang di hari ke-18 #AdventCalendar. Dalam tulisan ini gua akan coba menuangkan perasaan (dan pendapat) tentang film Spider-Man: No Way Home yang lagi tayang di bioskop. Meskipun gua udah nonton filmnya dua kali dalam dua hari pertama pemutaran untuk umum, gua nggak akan mengklaim bahwa gua udah ngerti banget dengan filmnya. Gua pun nggak akan mencoba sok serius dengan mencoba menganalisis film ini atau semacamnya, karena gua sadar ini bukan bidang gua.
Tapi, gua tertarik untuk menuangkan ini ke dalam tulisan karena gua cukup terkesan dengan apa yang gua tonton. Belum lagi Spider-Man adalah tokoh pahlawan super favorit gua secara pribadi. Oke kita mulai ya.
Trik trailer
Sebelum merilis film, Sony Pictures melempar dua trailer NWH ke pasaran. Yang pertama bisa kalian tonton di sini, dan yang kedua bisa dicek di tautan berikut. Gua sama sekali nggak ada masalah dengan kedua trailer tersebut, bahkan gua sangat senang! Nggak cuma itu, gua juga mencoba berkali-kali nonton keduanya, termasuk dalam kecepatan yang berbeda. Tujuannya ya supaya gua bisa mendapat informasi dari detail terkecil.
Ketika menonton NWH, gua juga terkesan dengan trik yang dilakukan para pembuat film. Menutupi adegan (masking) di trailer sehingga berbeda dengan tayangan film resmi merupakan hal yang lumrah mereka lakukan. Bahkan menurut gua, hal ini sendiri pun menambah kekayaan bagi film tersebut.
Tapi, yang gua permasalahkan adalah kedua trailer No Way Home menunjukkan terlalu banyak informasi! Mungkin boleh dikatakan bahwa ketiga act dalam NWH dimuat dalam cuplikan-cuplikan tersebut. Ini membuat gua agak kecewa karena gua jadi seperti sudah tahu film ini mau dibawa ke arah mana, dan ending-nya akan seperti apa.
Menurut gua, seharusnya NWH bisa lebih mengikuti apa yang dilakukan oleh Avengers: Endgame (2019), yang mana dalam trailer pamungkasnya mereka hanya memasukkan adegan-adegan dari first act film tersebut. Mereka sama sekali nggak memasukkan potongan dari paruh akhir film; berbeda dengan trailer NWH yang memuat beberapa klip dari pertarungan di Patung Liberty.
Gua perlu jujur bahwa hal tersebut cukup mengganggu. Gua bahkan jadi sempat berpikir, “Yah, filmnya segini doang?” sebab gua berharap ada hal lain yang nggak masuk trailer. Karena ini adalah film pertama dalam Marvel Cinematic Universe yang menyajikan multiverse secara penuh, jadi gua pikir mereka seharusnya bisa melakukan upaya lebih untuk menjaga rasa penasaran penonton tetap tinggi. Ya, mungkin ini jadi satu-satunya hal negatif yang gua alami dari No Way Home.
Naskahnya edan
Ah, ini. Sebelum memulai, gua perlu mengulangi lagi kalau gua bukan ahli dalam menganalisis film. Ini semua cuma pendapat yang gua rasakan, dan gua harap kalian bisa menyikapi ini dengan lebih santai. Dan ya, gua akan mulai dengan memberikan kredit kepada para scriptwriter. Terimakasih banyak, Chris McKenna dan Erik Sommers!
Sepanjang (dua kali) menonton film, gua terkagum-kagum dengan obrolan yang diucapkan oleh para aktor. Mulai dari argumen-argumen Norman Osborn tentang moralitas, lanjut dengan kisah pedih Peter Parker yang kehilangan orang(-orang) terdekatnya, perbincangan kompleks para villain, serta percakapan para tokoh di paruh akhir NWH.
Gua sangat bersyukur bahwa NWH bukan cuma kumpulan adegan-adegan aksi dibalut CGI. Gua juga sangat bersyukur karena film ini nggak cuma berusaha memainkan perasaan para penonton dengan nostalgia masa lalu. Lebih dari itu, No Way Home sukses mengombinasikan hal-hal di atas dengan penulisan naskah yang brilian, sekaligus memberikan pengalaman surealis sepanjang 148 menit. Terakhir, film ini juga berhasil menyediakan MCU suatu lembaran yang benar-benar baru bagi petualangan the web-slinger(s) di masa mendatang.
Kalau itu semua belum cukup, jangan beranjak dari kursi sebelum layar dimatikan. Marvel punya hal baru lain yang siap mereka perkenalkan.
I’m Petrick Sinuraya, a 24-year-old football writer based in Indonesia. Currently, I’m working for one of Indonesia’s biggest football media outlets.
For inquiries, please contact me at petricksinuraya@gmail.com.